Newest Post
// Posted by :Unknown
// On :25 Mar 2013
206490
Mereka
berkata; “Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya-juj dan Ma-juj itu
orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami
memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding
antara kami dan mereka ?”
QS.
Al-Anbiya: 96 “Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya-juj dan Ma-juj, dan
mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah
dekatlah kedatangan janji yang benar (Hari berbangkit), maka tiba-tiba
terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata); “Aduhai
celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini,
bahkan kami adalah orang-orang yang zhalim.”
Ya-juj dan Ma-juj dalam Hadits Dari Zainab Binti Jahsh -isteri Nabi SAW,
berkata; “Nabi SAW bangun dari tidurnya dengan wajah memerah, kemudian
bersabda; “Tiada Tuhan selain Allah, celakalah bagi Arab dari kejahatan
yang telah dekat pada hari kiamat, (yaitu) Telah dibukanya penutup
Ya-juj dan Ma-juj seperti ini !” beliau melingkarkan jari tangannya.
(Dalam riwayat lain tangannya membentuk isyarat 70 atau 90), Aku
bertanya; “Ya Rasulullah SAW, apakah kita akan dihancurkan walaupun ada
orang-orang shalih ?” Beliau menjawab; “Ya, Jika banyak kejelekan.” (HR.
Ahmad, Al-Bukhari dan Muslim)
Jenis
dan Asal Usul Ya-juj dan Ma-juj dalam QS. Al-Kahfi : 94 Ya-juj dan
Ma-juj menurut ahli lughah ada yang menyebut isim musytaq (memiliki akar
kata dari bhs. Arab) berasal dari AJAJA AN-NAR artinya jilatan api.
Atau dari AL-AJJAH (bercampur/sangat panas), al-Ajju (cepat bermusuhan),
Al-Ijajah (air yang memancar keras) dengan wazan MAF’UL dan
YAF’UL / FA’UL. Menurut Abu Hatim, Ma-juj berasal dari MAJA yaitu
kekacauan. Ma-juj berasal dari Mu-juj yaitu Malaja. Namun, menurut
pendapat yang shahih, Ya-juj dan Ma-juj bukan isim musytaq tapi
merupakan isim ‘Ajam dan Laqab (julukan). Para ulama sepakat, bahwa
Ya-juj dan Ma-juj termasuk spesies manusia.
Mereka berbeda dalam menentukan siapa nenek moyangnya. Ada yang
menyebutkan dari sulbi Adam AS dan Hawa atau dari Adam AS saja. Ada pula
yang menyebut dari sulbi Nabi Nuh AS dari keturunan Syis/At-Turk
menurut hadits Ibnu Katsir. Sebagaimana dijelaskan dalam tarikh, Nabi
Nuh AS mempunyai tiga anak, Sam, Ham, Syis/At-Turk. Ada lagi yang
menyebut keturunan dari Yafuts Bin Nuh. Menurut Al-Maraghi, Ya-juj dan
Ma-juj berasal dari satu ayah yaitu Turk, Ya-juj adalah At-Tatar
(Tartar) dan Ma-juj adalah Al-Maghul (Mongol), namun keterangan ini
tidak kuat. Mereka tinggal di Asia bagian Timur dan menguasai dari
Tibet, China sampai Turkistan Barat dan Tamujin. Mereka dikenal sebagai
Jengis Khan (berarti Raja Dunia) pada abad ke-7 H di Asia Tengah dan
menaklukan Cina Timur. Ditaklukan oleh Quthbuddin Bin Armilan dari Raja
Khuwarizmi yang diteruskan oleh anaknya Aqthay. “Batu” anak saudaranya
menukar dengan negara Rusia tahun 723 H dan menghancurkan Babilon dan
Hongaria. Kemudian digantikan Jaluk dan dijajah Romawi dengan
menggantikan anak saudaranya Manju, diganti saudaranya Kilay yang
menaklukan Cina.
Saudaranya Hulako menundukan negara Islam dan menjatuhkan Bagdad pada
masa daulah Abasia ketika dipimpin Khalifah Al-Mu’tashim Billah
pertengahan abad ke-7 H / 656 H. Ya-juj dan Ma-juj adalah kaum yang
banyak keturunannya.Menurut mitos, mereka tidak mati sebelum melihat
seribu anak lelakinya membawa senjata. Mereka taat pada peraturan
masyarakat, adab dan pemimpinnya. Ada yang menyebut mereka berperawakan
sangat tinggi sampai beberapa meter dan ada yang sangat pendek sampai
beberapa centimeter. Konon, telinga mereka panjang, tapi ini tidak
berdasar. Pada QS. Al-Kahfi:94, Ya-juj dan Ma-juj adalah kaum yang kasar
dan biadab.
Jika mereka melewati perkampungan, membabad semua yang menghalangi dan
merusak atau bila perlu membunuh penduduk. Karenya, ketika Dzulkarnain
datang, mereka minta dibuatkan benteng agar mereka tidak dapat menembus
dan mengusik ketenangan penduduk. Siapakah Dzulkarnain ? Menurut versi
Barat, Dzulkarnain adalah Iskandar Bin Philips Al-Maqduny Al-Yunany
(orang Mecedonia, Yunani). Ia berkuasa selama 330 tahun. Membangun
Iskandariah dan murid Aristoteles. Memerangi Persia dan menikahi
puterinya. Mengadakan ekspansi ke India dan menaklukan Mesir.
Menurut Asy-Syaukany, pendapat di atas sulit diterima, karena hal ini
mengisyaratkan ia seorang kafir dan filosof. Sedangkan al-Quran
menyebutkan; “Kami (Allah) mengokohkannya di bumi dan Kami memberikan
kepadanya sebab segala sesuatu.” Menurut sejarawan muslim Dzulkarnain
adalah julukan Abu Karb Al-Himyari atau Abu Bakar Bin Ifraiqisy dari
daulah Al-Jumairiyah (115 SM – 552 M.).
Kerajaannya disebut At-Tababi’ah. Dijuluki Dzulkarnain (Pemilik dua
tanduk), karena kekuasaannya yang sangat luas, mulai ujung tanduk
matahari di Barat sampai Timur. MenurutIbnu Abbas, ia adalah seorang raja yang shalih.
Ia seorang pengembara dan ketika sampai di antara dua gunung antara
Armenia dan Azzarbaijan. Atas permintaan penduduk, Dzulkarnain membangun
benteng. Para arkeolog menemukan benteng tersebut pada awal abad ke-15
M, di belakang Jeihun dalam ekspedisi Balkh dan disebut sebagai “Babul
Hadid” (Pintu Besi) di dekat Tarmidz. Timurleng pernah melewatinya, juga
Syah Rukh dan ilmuwan German Slade Verger. Arkeolog Spanyol Klapigeo
pada tahun 1403 H. Pernah diutus oleh Raja Qisythalah di Andalus ke sana
dan bertamu pada Timurleng. “Babul Hadid” adalah jalan penghubung
antara Samarqindi dan India.
BENARKAH TEMBOK CINA ADALAH TEMBOK Zulkarnain ?
Banyak orang menyangka itulah tembok yang dibuat oleh Zulkarnain dalam
surat Al Kahfi. Dan yang disebut Ya’juj dan Ma’juj adalah bangsa Mongol
dari Utara yang merusak dan menghancurkan negeri-negeri yang mereka
taklukkan. Mari kita cermati kelanjutan surat Al Kahfi ayat 95-98
tentang itu.
Zulkarnain memenuhi permintaan penduduk setempat untuk membuatkan tembok pembatas. Dia meminta bijih besi dicurahkan ke lembah antara dua bukit. Lalu minta api dinyalakan sampai besi mencair. Maka jadilah tembok logam yang licin tidak bisa dipanjat.
Ada tiga hal yang berbeda antara Tembok Cina dan Tembok Zulkarnain. Pertama, tembok Cina terbuat dari batu-batu besar yang disusun, bukan dari besi. Kedua, tembok itu dibangun bertahap selama ratusan tahun oleh raja-raja Dinasti Han, Ming, dst. Sambung-menyambung. Ketiga, dalam Al Kahfi ayat 86, ketika bertemu dengan suatu kaum di Barat, Allah berfirman,
Zulkarnain memenuhi permintaan penduduk setempat untuk membuatkan tembok pembatas. Dia meminta bijih besi dicurahkan ke lembah antara dua bukit. Lalu minta api dinyalakan sampai besi mencair. Maka jadilah tembok logam yang licin tidak bisa dipanjat.
Ada tiga hal yang berbeda antara Tembok Cina dan Tembok Zulkarnain. Pertama, tembok Cina terbuat dari batu-batu besar yang disusun, bukan dari besi. Kedua, tembok itu dibangun bertahap selama ratusan tahun oleh raja-raja Dinasti Han, Ming, dst. Sambung-menyambung. Ketiga, dalam Al Kahfi ayat 86, ketika bertemu dengan suatu kaum di Barat, Allah berfirman,
“Wahai Zulkarnain, terserah padamu apakah akan engkau siksa kaum itu
atau engkau berikan kebaikan pada mereka.” Artinya, Zulkarnain mendapat
wahyu langsung dari Tuhan, sedangkan raja-raja Cina itu tidak. Maka
jelaslah bahwa tembok Cina bukan yang dimaksud dalam surat Al Kahfi.
Jadi di manakan tembok Zulkarnain?
BEBERAPA PENELITIAN TEMBOK YA’JUJ
Abdullah Yusuf Ali dalam tafsir The Holy Qur’an menulis bahwa di distrik
Hissar, Uzbekistan, 240 km di sebelah tenggara Bukhara, ada celah
sempit di antara gunung-gunung batu. Letaknya di jalur utama antara
Turkestan ke India dengan ordinat 38oN dan 67oE. Tempat itu kini bernama
buzghol-khana dalam bahasa Turki, tetapi dulu nama Arabnya adalah bab
al hadid. Orang Persia menyebutnya dar-i-ahani. Orang Cina menamakannya
tie-men-kuan. Semuanya bermakna pintu gerbang besi.
Hiouen Tsiang, seorang pengembara Cina pernah melewati pintu berlapis
besi itu dalam perjalanannya ke India di abad ke-7. Tidak jauh dari sana
ada danau yang dinamakan Iskandar Kul. Di tahun 842 Khalifah Bani
Abbasiyah, al-Watsiq, mengutus sebuah tim ekspedisi ke gerbang besi
tadi. Mereka masih mendapati gerbang di antara gunung selebar 137 m
dengan kolom besar di kiri kanan terbuat dari balok-balok besi yang
dicor dengan cairan tembaga, tempat bergantung daun pintu raksasa.
Persis seperti bunyi surat Al Kahfi. Pada Perang Dunia II, konon Winston
Churchill, pemimpin Inggris, mengenali gerbang besi itu.
Letak Perkiraan Tembok Besi BeradaApa
pun tentang keberadaan dinding penutup tersebut, ia memang terbukti ada
sampai sekarang di Azerbaijan dan Armenia. Tepatnya ada di perunungan
yang sangat tinggi dan sangat keras. Ia berdiri tegak seolah-olah diapit
oleh dua buah tembok yang sangat tinggi. Tempat itu tercantum pada
peta-peta Islam mahupun Rusia, terletak di republik Georgia.
Al-Syarif al-Idrisi menegaskan hal itu melalui riwayat penelitian yang dilakukan Sallam, staf peneliti pada masa Khalifah al-Watsiq Billah (Abbasiah). Konon, Al-Watsiq pernah bermimpi tembok penghalang yang dibangun Iskandar Dzul Qarnain untuk memenjarakan Ya’juj-Ma’juj terbuka.
Mimpi itu mendorong Khalifah untuk mengetahui perihal tembok itu saat
itu, juga lokasi pastinya. Al-Watsiq menginstruksikan kepada Sallam
untuk mencari tahu tentang tembok itu. Saat itu sallam ditemani 50
orang. Penelitian tersebut memakan biaya besar. Tersebut dalam Nuzhat
al-Musytaq, buku geografi, karya al-Idrisi, Al-Watsiq mengeluarkan biaya
5000 dinar untuk penelitian ini.
Rombongan Sallam berangkat ke Armenia. Di situ ia menemui Ishaq bin
Ismail, penguasa Armenia. Dari Armenia ia berangkat lagi ke arah utara
ke daerah-daerah Rusia. Ia membawa surat dari Ishaq ke penguasa Sarir,
lalu ke Raja Lan, lalu ke penguasa Faylan (nama-nama daerah ini tidak
dikenal sekarang). Penguasa Faylan mengutus lima penunjuk jalan untuk
membantu Sallam sampai ke pegunungan Ya’juj-Ma’juj.27 hari Sallam
mengarungi puing-puing daerah Basjarat. Ia kemudian tiba di sebuah
daerah luas bertanah hitam berbau tidak enak. Selama 10 hari, Sallam
melewati daerah yang menyesakkan itu. Ia kemudian tiba di wilayah
berantakan, tak berpenghuni. Penunjuk jalan mengatakan kepada Sallam
bahwa daerah itu adalah daerah yang dihancurkan oleh Ya’juj-Ma’juj tempo
dulu. Selama 6 hari, berjalan menuju daerah benteng. Daerah itu
berpenghuni dan berada di balik gunung tempat Ya’juj-Ma’juj berada.
Sallam kemudian pergi menuju pegunungan Ya’juj-Ma’juj. Di situ ia
melihat pegunungan yang terpisah lembah. Luas lembah sekitar 150 meter.
Lembah ini ditutup tembok berpintu besi sekitar 50 meter.
Dalam Nuzhat al-Musytaq, gambaran Sallam tentang tembok dan pintu besi
itu disebutkan dengan sangat detail (Anda yang ingin tahu bentuk
detailnya, silakan baca: Muzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaq, karya
al-Syarif al-Idrisi, hal. 934 -938).
Al-Idrisi juga menceritakan bahwa menurut cerita Sallam penduduk di
sekitar pegunungan biasanya memukul kunci pintu besi 3 kali dalam
sehari. Setelah itu mereka menempelkan telinganya ke pintu untuk
mendengarkan reaksi dari dalam pintu. Ternyata, mereka mendengar gema
teriakan dari dalam. Hal itu menunjukkan bahwa di dalam pintu
betul-betul ada makhluk jenis manusia yang konon Ya’juj-Ma’juj itu.
Ya’juj-Ma’juj sendiri, menurut penuturan al-Syarif al-Idrisi dalam
Nuzhat al-Musytaq, adalah dua suku keturunan Sam bin Nuh. Mereka sering
mengganggu, menyerbu, membunuh, suku-suku lain. Mereka pembuat onar, dan
sering menghancurkan suatu daerah. Masyarakat mengadukan kelakuan suku
Ya’juj dan Ma’juj kepada Iskandar Dzul Qarnain, Raja Macedonia. Iskandar
kemudian menggiring (mengusir) mereka ke sebuah pegunungan, lalu
menutupnya dengan tembok dan pintu besi.
Menjelang Kiamat nanti, pintu itu akan jebol. Mereka keluar dan membuat onar dunia, sampai turunnya Nabi Isa al-Masih.
Dalam Nuzhat al-Musytaq, al-Syarif al-Idrisi juga menuturkan bahwa
Sallam pernah bertanya kepada penduduk sekitar pegunungan, apakah ada
yang pernah melihat Ya’juj-Ma’juj. Mereka mengaku pernah melihat
gerombolan orang di atas tembok penutup. Lalu angin badai bertiup
melemparkan mereka. Penduduk di situ melihat tubuh mereka sangat kecil.
Setelah itu, Sallam pulang melalui Taraz (Kazakhtan), kemudian Samarkand
(Uzbekistan), lalu kota Ray (Iran), dan kembali ke istana al-Watsiq di
Surra Man Ra’a, Iraq. Ia kemudian menceritakan dengan detail hasil
penelitiannya kepada Khalifah.
Kalau menurut penuturan Ibnu Bathuthah dalam kitab Rahlat Ibn Bathuthah pegunungan Ya’juj-Ma’juj berada sekitar perjalanan 6 hari dari Cina. Penuturan ini tidak bertentangan dengan al-Syarif al-Idrisi. Soalnya di sebelah Barat Laut Cina adalah daerah-daerah Rusia.
Kalau menurut penuturan Ibnu Bathuthah dalam kitab Rahlat Ibn Bathuthah pegunungan Ya’juj-Ma’juj berada sekitar perjalanan 6 hari dari Cina. Penuturan ini tidak bertentangan dengan al-Syarif al-Idrisi. Soalnya di sebelah Barat Laut Cina adalah daerah-daerah Rusia.
wallahua'lam
Posting Komentar